Sabtu, 26 Maret 2011

kepergiannya membekaskan suatu yang tersurat dalam ucapannya itu..


Pengalaman yang gak akan pernah aku lupakan seumur hidupku…

Aku beruntung banget suatu ketika temen bundaku yang kerja dirumah sakit didaerahku menawariku sebuah kegiatan yg menarik “tante Irma” salah satu perawat senior dirumah sakit itu, jelas aku gak akan pernah menolak setiap kesempatan emas yg hadir so, takkan pernah ada kata menyesal sebab kesempatan itu sulit untuk didapatkan apalagi belajar gratiiiss,, jadi perawat sukarelawan emang agak sedikit melelahkan tp ambil hikmahnya *dapat ilmu, belajar gratis, dan pastinya dapat pengalaman menarik**

Aku ditempatkan di bangsal khusus pnykt dalam, serem siihh masih takut takut kena penyakit nosokimial, you know ??

Penyakit nosokimial adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus rumah sakit, perlu kita ketahui rumah sakit adalah tempat penyakit, bakteri, virus berkumpul.

Bukan hanya aku sukwan disitu tapi ada 4 orang lagi yg ditempatkan dibeberapa bangsal,
Ada mbak Irma (akbid), mbak luci (akper), mbak nia (perawat) dan mas akhsan (akper). Mereka baaiik2 banget, kami langsung akrab saat pertamma kali berkenalan, mungkin aku yang paling muda diantara mereka ^^ . tapi bersikap friendly sedikit akan mengubah sosokku yang dianggap anak2 ini hahaha :D

Selasa, 09.00 pagi

Aku mulai memasuki bangsa khusus pnyakit dalam, dalam hati aku berkata *oh my god pasiennya lansia semua trus banyak bgt,,!untungnya mereka ditemani kluarga semua jadi aku yakin mereka gak akan memintaku untuk memandikan, membersihkan pup nya, or.. yah mungkin hanya sekedar membantu,* aku mulai mengelilingi deretan tempat tidur itu satu persatu, berkenalan dengan pasien dan kluarga pasien, rama, menyenangkan dan baik, itu komentar mereka tentang aku, *thanks ^^*

Saat kuberjalan, mataku tertuju pada sosok wanita yang tak muda lagi “nenek fathma” dia mengidap menyakit Kanker paru paru, aku pikir biasanya kalo orng yg mengidap kanker paru2 itu orng yang sering merokok, tp trnyata kanker paru2 yang diderita nenek fathma disebabkan dia sering meniup cerobong yang digunakannya untuk meniup kayu yang dibakar sebagai kompor untuk memasak, *astaga !!*

Perkenalan ku kepada nenek fathma lumayan singkat tapi ntah mengapa kita saling mengikat kepercayaan satu sama lain, (only god knows) 

10.00 pagi

Aku bersama perawat ruangan ni melakukan follow up pnyakit pasien bersama 2 orang dokter muda, hehe dokter andi dan dokter rina, 

14.00 siang

Pasien lainnya pada beristirahat, tapi hanya nenek fathma yang tertihat masih duduk termenung diatas kursi rodanya melihat pohon dibalik jendela, aku mencoba menghampirinya,

A: aku                                                   N: nenek

A: nenek gak istirahat ?
N: enggak nenek mau melihat pohon itu yang sedang menggugurkan daunnya”
A: kenapa nek ? nenek mau aku antar keluar mendekati pohon itu ?
N: kamu mau ,?
A: tentu nek
Kemudian kami keluar
N: kamu tau kenapa nenek suka sekali mengamati pohon ini saat dia menggugurkan daunnya? Nenek mau jadi daunnya, ketika daun itu berguguran daun itu pasti aja tumbuh lg tau begini tidak aka nada yang menangis ketika beberapa daun itu gugur, termasuk pohonnya.
A: kan daunnya banyak nek, lagian mereka itu kan pohon nek,
N: tapi hidup mereka akan nenek lalui..
A: (dalam hati aku langsung bertanya2 apa maksut nenek ini??)
N: antar nenek msk kedalam,,


Rabu, 10.00

astagfirulloh al’adzim” selontak aku terkaget ketika mendengar vonis dokter trhadap nenek fathma, “tuhan aku mohon jangan dengan secepat itu kau renggut nyawanya”
“penyakitnya sudah menjalar kebeberapa bagian dari tubuhnya sehingga sangat sulit kalau hanya diberi obat atau terapy sedangkan operasi kita kemarin tidak berjalan dengan sempurna” kata salah satu dokter.

12.00

Nenek fathma memintaku untuk mengajaknya ke musolah untuk sholah berjamaah, setelah itu kami mengelilingi rumah sakit sambil bersenda gurau, dalam fikirku hanya “kenapa, kenapa, dan kenapa”
N: kamu mau jadi apa besar nanti, apa ma terus jadi perawat,?
A: hmm aku gak tau nek, bagaimana nanti saja ,
N: hush…!! Ingat kata2 nenek jangan pernah kamu berfikiran bagaimana nanti, tp pikirkan nanti bagaimana, itu baru benar,,
A: oke nek, *sambil tersenyum kepadanya*
N: kamu harus semangat menjalanin hari2 mu masih banyak kerikil tajam, tanjakan, tikungan, badai, debu, yang akan kamu terjang dan kamu lewati, jalani hari ini dengan semangat, sebagai penentuanmu dimasa depan nanti, oke”
A: ntah kenapa air mataku seakan membasahi pipi ini, mengingat dia yang sudah divonis umurnya masih bisa tertawa, dan bersemangat, oh tuhan betapa pedih hati ini kalo sampai engkau benar2 merenggut nyawanya, namun inilah takdir dari sebuah kehidupan yang takkan ada satu pun makhlukmu yang dapat menghindarinya,”
N: ingat yah kata2 nenek selalu bersikap baik pada semua orang, ikhlas lah menolong sebab budi baik sesorang akan slalu dikenang, akan banyak yg mendoakanmuu, keikhlasan bukan datang dari ucapan ketika kamu sedang melakukannya tp datang dari dalam hatimu sebelum kamu melakukannya, yah..
A: aku hanya terdiam terpaku tak tahu mau bicara apa,.

19.00

Nenek fathma dibawa ke ICU karena dia sesak dan kejang, saat itu aku benar2 galau sangat galau, sebelum dia dibawa ke ICU dia message kepadaku “nenek doakan agar kamu bisa menjadi seorang dokter yang hebat, baik dan ikhlaslah menolong” seketika perawat dari ICU membawa nenek, dan aku tetap berdiam disitu dan tidak bisa ikut ke ICU sebab tempatku disini bersama pasien yang lainnya.

Selang beberapa jam kemudian pukul 20.45

Kak debby perawat ruangan datang dari ICU, dia memberi kabar kepada perawat lainnya termasuk aku, untuk membersihkan tempat tidurnya nek fathma, menghapus namanya dari status pasien serta membawakan barang2nya ke ICU untuk diberikan kepada keluarganya “nenek fathma tidak bisa ditolong, dia sudah masuk level stadium akhir “ saat itu aku benar2 menangis, aku membayangkan seharian bersama dirinya dan pesan2nya itu, ya tuhan itu pesan terakhirnya, bagaimana denganku aku harus mampu menjalankannya, lalu aku berjalan keluar  menuju pohon yang sering dilihat nek fathma “tuhan berarti maksut dia terhadap pohon ini, dia ingin menjaadi daun agar tak ada satu pun orang yg menagis saat dia pergi, maafkan aku nek karena aku belum bisa merelakanmu, masih banyak misteri yang belum sempat terungkap, banyak pertanyaan dihati ini yang belum sempat kulontarkan, maafkan aku nek, maafkan aku”


(kisah ini aku publis sebagai dedikasi dan memorable buat nenek fathma, semoga tuhan memberikan tempat terbaik dan terindahnya) 100 hari kematian nek fathma

0 komentar:

Posting Komentar